Hujan Pertama
"Kenapa sih pelan banget bawa motor nya ? "
"kan biar nikmati ujan !"
Malam itu hujan terus mengguyur kota dan membasahi banyak tempat dan juga menumbuhkan hal kecil penuh kenangan. Rapat bagi seluruh anggota baru saja usai dan semua orang sepertinya masih menunggu hujan redah dan faktanya hujan tidak redah malam itu. Setelah beberapa lama menunggu hujan redah, tetap saja hujan tidak mau redah. Kini pandangan pria kurus itu hanya melihat ke arah satu wanita yang duduk di kursi lembut gedung rektorat, sendiri, meskipun beberapa kali disambangi orang yang ingin sekadar bercengkrama dengan wanita itu. Ku lihat pria itu ragu melangkahkan kaki nya untuk sekadar bertegur sapa dengan wanita itu, ia pun mengalihkan langkah nya yang ragu tadi ke arah ruangan yang isinya ada beberapa temannya, sekali lagi aku melihat mata pria itu sebenarnya ingin memandang wanita tersebut. Aku pun membuntuti dia dan bercengkrama dengan pria itu, tertawa dan ngobrol kesana kesini sampai hujan terdengar hanya tinggal tersisa gerimis-gerimis sendu. pria kurus tadi pun keluar dari ruangan tempat kami bercengkrama, aku hanya berpikir bahwa sedari tadi ia mengumpulkan keberanian untuk mulai berbicara kepada gadis yang aku rasa cukup manis itu. Ternyata benar, pria itu perlahan menatap mata wanita itu dengan pasti sembari bertanya kabar, tidak sampai disitu mereka yang sepertinya baru berkenalan itupun semakin akrab walaupun saat itu aku juga bisa melihat betapa masih ragu-ragunya mata sang pria.
Hujan yang menyisahkan gerimis sepertinya pertanda alam yang menuruh kami untuk beranjak dari gendung ini. Masih ku ingin bercerita tentang dua insan tadi, sang pria yang tidak yakin akan dirinya sendiri tadi menanyakan jika ia bisa pulang bersama wanita tadi. Wajar, ia biasanya menumpang untuk pulang ke kostan nya setelah rapat karena ia belum memiliki kendaraan pribadi. Sial, aku lupa memandang wanita itu, namun sepertinya wanita itu juga memandang pria tadi itu dengan pasti. Mereka dan malam itu oh, tidak lupa gerumis juga. Ternyata setelah sekian lama aku mengenal mereka berdua aku baru sadar jika kostan ku dengan kostan mereka berdua juga searah, aku yang sendiri melihat bagaimana sang pria kurus tadi membonceng wanita itu dengan penuh rasa sayang dan hati-hati, namun kenapa mereka terlalu pelan ya ?, aku juga tidak tahu jawaban nya. Mungkin karena mereka suka hujan, karena aku jujur memang suka hujan. Terus berputar roda motor dan gerimis semakin muram tidak melunturkan kehangatan malam bagi mereka, aku yakin.

Komentar
Posting Komentar